developmental guidance and counseling is An integral part of each school’s total education program, in order to preserve the academic day,..to facilities instruction by removing impredimentas to students learning.
Bimbingan konseling perkembangan yaitu proses bantuan terhadap individu peserta didik secara komprehensif dan bersifat proaktif dalam memfasilitasi konseli untuk mengembangkan potensinya secara efektif untuk tercapainya perkembangan yang optimal sehingga dapat tercapai individu yang sehat secara mental.
Perbedaan antara bimbingan konseling konvensional dengan BK pekembangan terdapat pada layanan dan prinsip yang mengembangkan secara menyeluruh dan kolektif dan tidak bersifat kasuistis dan secara passif akan tetapi pelayanan proaktif secara menyeluruh dengan asumsi bahwa individu mempunyai keunikan dan cenderung untuk berkembang. Sehingga layanan bimbingan konseling perkembangan merupakan layanan dasar yang resposif dan proaktif dalam tujuannya mengembangkan dan mendorong individu untuk berkembang secara optimal dan produktif.
Asumsi konvensional mengenai bimbingan konseling bahwa bimbingan konseling disekolah merupakan layanan yang diperlukan ketika permasalahan telah muncul atau bersifat kuratif, atau bahkan banyak beranggapan bahwa guru bimbingan dan konseling disekolah merupakan polisi sekolah atau alat untuk menghukum perserta didik ketika membuat masalah. Maka dari itu, bimbingan dan konseling perkembangan ini mengubah paradigm akan bimbingan konseling atau mengkoreksi gaya layanan bimbingan konseling yang konvensional yang bersifat kuratif menjadi layanan yang bersifat responsive dan ditujukan oleh semua dengan mempertimbangkan keunikan dan dasar dari individu, dan mengembangkan potensi individu secara menyeluruh yang selaras dengan tugas pekembangan serta penyesuaian terhadap lingkungannya.Perbedaan antara bimbingan konseling konvensional dengan BK pekembangan terdapat pada layanan dan prinsip yang mengembangkan secara menyeluruh dan kolektif dan tidak bersifat kasuistis dan secara passif akan tetapi pelayanan proaktif secara menyeluruh dengan asumsi bahwa individu mempunyai keunikan dan cenderung untuk berkembang. Sehingga layanan bimbingan konseling perkembangan merupakan layanan dasar yang resposif dan proaktif dalam tujuannya mengembangkan dan mendorong individu untuk berkembang secara optimal dan produktif.
Yang menjadi focus dari bimbingan dan konseling perkembangan yaitu bertitik tolak kepada potensi manusia. Bimbingan dan konseling perkembangan sangat mempertimbangkan kompleksitas elemen kehidupan yang meliputi potensi biologis, psikologis, kognitif, relationship dan potensi lainnya yang dimiliki oleh manusia yang sangat unik atau beragam yang berbeda dengan yang lainnya. Bimbingan konseling perkembangan merespon semua kebutuhan yang dibutuhkan oleh semua peserta didik dengan pertimbangan semua peserta didik cenderung untuk berkembang, maka dalam hal inilah bimbingan konseling berperan untuk memfasilitasi semua peserta didik untuk mengoptimalkan perkembangannya. Tujuan dari bimbingan dan konseling perkembangan mengarahkan individu untuk menerima dirinya sendiri, mengerti dirinya sendiri, mengembangkan dirinya sendiri.
Kerangka Pikir dan Kerja BK Perkembangan
Untuk membantu para Guru BK (Konselor) mudah memahami kedudukan, prosedur, dan strategi pengelolaan Bimbingan dan Konseling Perkembangan di sekolah; berikut ini dirumuskan kerangka piker dan kerangka kerjanya, sebagai berikut:
1. Layanan bimbingan dan konseling di sekolah sebagai bagian integral dari system pendidikan di sekolah tersebut, dilandasi oleh:
a. Hakikat dan Konsep bimbingan dan konseling yang dianut, yakni Bimbingan dan Konseling Perkembangan
b. Eksistensi bimbingan dan konsleing dalam sistem pendidikan nasional, sebagai dasar legal diselenggarakannya layanan bimbingan dan konseling di sekolah
c. Konselor professional, yakni orang yang bertanggung jawab dan berkompeten menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling. Keberadaan konselor ini sesuai dengan dasar hukumnya, yakni UUSPN No. 20/2003
d. Sistem manajemen sekolah yang mendukung program bimbingan dan konseling, sebagai bagian integral dari program di sekolah.
2. Keempat komponen (konsep BK, dasar legal, personal yang profesional, dan sistem manajemen) memperkokoh keberadaan dan identitas bimbingan dan konseling sekolah.
3. Bimbingan dan konseling di sekolah perlu memperhatikan:
a. Dinamika dan harapan stakeholder
b. Visi, misi, tujuan, dan program sekolah
c. Kondisi obyektif sekolah
4. Untuk memahami ketiga variable pada butir (3) perlu dilakukan asesmen lingkungan dan siswa, dan pemahaman visi, misi, dan program sekolah. Asesmen dan pemahaman ini akan melahirkan:
a. Kebutuhan, harapan, dan kondisi lingkungan
b. Harapan sekolah
c. Kebutuhan dan perkembangan siswa
5. Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling, dirumuskan dengan mensinergikan ketiga kebutuhan di atas (4a, b, c) yang tertuang dalam rumusan tugas-tugas perkembangan (kompetensi) siswa. Rumusan tugas perkembangan ini merupakan perilaku ideal yang diharapkan dicapai siswa melalui proses layanan bimbingan dan konsleing. Rumusan akan tugas-tugas perkembangan ini akan sangat baik jika disajikan dalam tataran perkembangan yang sekaligus merupakan tataran tujuan bimbingan dan konseling. Tataran tujuan ini, adalah:
a. Penyadaran,yaitu tujuan yang terfokus pada membantu siswa mengenal dan memahami perilaku.
b. Akomodasi, yaitu tujuan yang terfokus pada proses memfasilitasi siswa menjadi perilaku (baru) sebagai tujuan atau milik dirinya.
c. Tindakan, yaitu tujuan yang terfokus pada proses memfasilitasi siswa mewujudkan perilaku dalam tindakan nyata.
6. Berdasarkan kebutuhan (tugas-tugas perkembangan/kompetensi) dan tataran tujuan yang dirumuskan, program bimbingan dan konseling dapat dikembangkan ke dalam empat komponen, yaitu:
a. Layanan Dasar Bimbingan, sebagai “kurikulum” bimbingan dan konsleing. Pada dasaranya komponen ini adalah tugas-tugas perkembangan ideal yang diharapkan dicapai/dikuasai oleh siswa. Berlaku untuk seluruh siswa dan berorientasi jangka panjang.
b. Layanan Responsif, yakni program yang difokuskan pada pemecahan masalah saat ini, bersifat segera, untuk kelompok atau individu tertentu.
c. Layanan Perencanaan Individual, yakni program yang difokuskan untuk memfasilitasi individu siswa dalam merencanakan pengembangan diri (pendidikan, karir, pribadi, sosial). Strategi intervensi bisa dalam kelompok kecil dan individual. Yang dikehendaki informasi spesifik tentang individu baik yang berkenaan dengan dirinya maupun rencana dan peluang yang mungkin dihadapinya.
d. Dukungan sistem, yang berkenaan dengan dukungan manajerial secara umum dan sistem manajemen bimbingan dan konseling.
7. Setiap komponen program-program di atas dilaksanakan dengan menggunakan strategi dan teknik tertentu. Para Guru BK (Konsleor) sekolah diharapkan menguasai dengan baik dan cermat berbagai strategi dan teknik pelaksanaan program. Salah satu teknik yang biasa berlaku bagi semua siwa dan diselenggarakan dalam bentuk tatap muka pertemuan kelas adalah b
Untuk membantu para Guru BK (Konselor) mudah memahami kedudukan, prosedur, dan strategi pengelolaan Bimbingan dan Konseling Perkembangan di sekolah; berikut ini dirumuskan kerangka piker dan kerangka kerjanya, sebagai berikut:
1. Layanan bimbingan dan konseling di sekolah sebagai bagian integral dari system pendidikan di sekolah tersebut, dilandasi oleh:
a. Hakikat dan Konsep bimbingan dan konseling yang dianut, yakni Bimbingan dan Konseling Perkembangan
b. Eksistensi bimbingan dan konsleing dalam sistem pendidikan nasional, sebagai dasar legal diselenggarakannya layanan bimbingan dan konseling di sekolah
c. Konselor professional, yakni orang yang bertanggung jawab dan berkompeten menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling. Keberadaan konselor ini sesuai dengan dasar hukumnya, yakni UUSPN No. 20/2003
d. Sistem manajemen sekolah yang mendukung program bimbingan dan konseling, sebagai bagian integral dari program di sekolah.
2. Keempat komponen (konsep BK, dasar legal, personal yang profesional, dan sistem manajemen) memperkokoh keberadaan dan identitas bimbingan dan konseling sekolah.
3. Bimbingan dan konseling di sekolah perlu memperhatikan:
a. Dinamika dan harapan stakeholder
b. Visi, misi, tujuan, dan program sekolah
c. Kondisi obyektif sekolah
4. Untuk memahami ketiga variable pada butir (3) perlu dilakukan asesmen lingkungan dan siswa, dan pemahaman visi, misi, dan program sekolah. Asesmen dan pemahaman ini akan melahirkan:
a. Kebutuhan, harapan, dan kondisi lingkungan
b. Harapan sekolah
c. Kebutuhan dan perkembangan siswa
5. Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling, dirumuskan dengan mensinergikan ketiga kebutuhan di atas (4a, b, c) yang tertuang dalam rumusan tugas-tugas perkembangan (kompetensi) siswa. Rumusan tugas perkembangan ini merupakan perilaku ideal yang diharapkan dicapai siswa melalui proses layanan bimbingan dan konsleing. Rumusan akan tugas-tugas perkembangan ini akan sangat baik jika disajikan dalam tataran perkembangan yang sekaligus merupakan tataran tujuan bimbingan dan konseling. Tataran tujuan ini, adalah:
a. Penyadaran,yaitu tujuan yang terfokus pada membantu siswa mengenal dan memahami perilaku.
b. Akomodasi, yaitu tujuan yang terfokus pada proses memfasilitasi siswa menjadi perilaku (baru) sebagai tujuan atau milik dirinya.
c. Tindakan, yaitu tujuan yang terfokus pada proses memfasilitasi siswa mewujudkan perilaku dalam tindakan nyata.
6. Berdasarkan kebutuhan (tugas-tugas perkembangan/kompetensi) dan tataran tujuan yang dirumuskan, program bimbingan dan konseling dapat dikembangkan ke dalam empat komponen, yaitu:
a. Layanan Dasar Bimbingan, sebagai “kurikulum” bimbingan dan konsleing. Pada dasaranya komponen ini adalah tugas-tugas perkembangan ideal yang diharapkan dicapai/dikuasai oleh siswa. Berlaku untuk seluruh siswa dan berorientasi jangka panjang.
b. Layanan Responsif, yakni program yang difokuskan pada pemecahan masalah saat ini, bersifat segera, untuk kelompok atau individu tertentu.
c. Layanan Perencanaan Individual, yakni program yang difokuskan untuk memfasilitasi individu siswa dalam merencanakan pengembangan diri (pendidikan, karir, pribadi, sosial). Strategi intervensi bisa dalam kelompok kecil dan individual. Yang dikehendaki informasi spesifik tentang individu baik yang berkenaan dengan dirinya maupun rencana dan peluang yang mungkin dihadapinya.
d. Dukungan sistem, yang berkenaan dengan dukungan manajerial secara umum dan sistem manajemen bimbingan dan konseling.
7. Setiap komponen program-program di atas dilaksanakan dengan menggunakan strategi dan teknik tertentu. Para Guru BK (Konsleor) sekolah diharapkan menguasai dengan baik dan cermat berbagai strategi dan teknik pelaksanaan program. Salah satu teknik yang biasa berlaku bagi semua siwa dan diselenggarakan dalam bentuk tatap muka pertemuan kelas adalah bimbingan klasikal. Untuk teknik ini, Guru BK (Konselor) selayaknya merancang dan mengembangkan Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling yang diturunkan dari tugas-tugas perkembangan siswa sebagai “kurikulum” bimbingan dan konseling.
8. Evaluasi dan akuntabilitas menjadi hal yang cukup penting dalam aspek manajeman bimbingan dan konseling. Evaluasi dilakukan terhadap perkembangan siswa melalui berbagai teknik yang relevan; dan akuntabilitas ditampilkan dalam laporan keterlaksanaan program dan pencapaian tujuan bimbingan dan konseling, serta kinerja konselor dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling (Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama & ABKIN, 2004).
1. Layanan bimbingan dan konseling di sekolah sebagai bagian integral dari system pendidikan di sekolah tersebut, dilandasi oleh:
a. Hakikat dan Konsep bimbingan dan konseling yang dianut, yakni Bimbingan dan Konseling Perkembangan
b. Eksistensi bimbingan dan konsleing dalam sistem pendidikan nasional, sebagai dasar legal diselenggarakannya layanan bimbingan dan konseling di sekolah
c. Konselor professional, yakni orang yang bertanggung jawab dan berkompeten menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling. Keberadaan konselor ini sesuai dengan dasar hukumnya, yakni UUSPN No. 20/2003
d. Sistem manajemen sekolah yang mendukung program bimbingan dan konseling, sebagai bagian integral dari program di sekolah.
2. Keempat komponen (konsep BK, dasar legal, personal yang profesional, dan sistem manajemen) memperkokoh keberadaan dan identitas bimbingan dan konseling sekolah.
3. Bimbingan dan konseling di sekolah perlu memperhatikan:
a. Dinamika dan harapan stakeholder
b. Visi, misi, tujuan, dan program sekolah
c. Kondisi obyektif sekolah
4. Untuk memahami ketiga variable pada butir (3) perlu dilakukan asesmen lingkungan dan siswa, dan pemahaman visi, misi, dan program sekolah. Asesmen dan pemahaman ini akan melahirkan:
a. Kebutuhan, harapan, dan kondisi lingkungan
b. Harapan sekolah
c. Kebutuhan dan perkembangan siswa
5. Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling, dirumuskan dengan mensinergikan ketiga kebutuhan di atas (4a, b, c) yang tertuang dalam rumusan tugas-tugas perkembangan (kompetensi) siswa. Rumusan tugas perkembangan ini merupakan perilaku ideal yang diharapkan dicapai siswa melalui proses layanan bimbingan dan konsleing. Rumusan akan tugas-tugas perkembangan ini akan sangat baik jika disajikan dalam tataran perkembangan yang sekaligus merupakan tataran tujuan bimbingan dan konseling. Tataran tujuan ini, adalah:
a. Penyadaran,yaitu tujuan yang terfokus pada membantu siswa mengenal dan memahami perilaku.
b. Akomodasi, yaitu tujuan yang terfokus pada proses memfasilitasi siswa menjadi perilaku (baru) sebagai tujuan atau milik dirinya.
c. Tindakan, yaitu tujuan yang terfokus pada proses memfasilitasi siswa mewujudkan perilaku dalam tindakan nyata.
6. Berdasarkan kebutuhan (tugas-tugas perkembangan/kompetensi) dan tataran tujuan yang dirumuskan, program bimbingan dan konseling dapat dikembangkan ke dalam empat komponen, yaitu:
a. Layanan Dasar Bimbingan, sebagai “kurikulum” bimbingan dan konsleing. Pada dasaranya komponen ini adalah tugas-tugas perkembangan ideal yang diharapkan dicapai/dikuasai oleh siswa. Berlaku untuk seluruh siswa dan berorientasi jangka panjang.
b. Layanan Responsif, yakni program yang difokuskan pada pemecahan masalah saat ini, bersifat segera, untuk kelompok atau individu tertentu.
c. Layanan Perencanaan Individual, yakni program yang difokuskan untuk memfasilitasi individu siswa dalam merencanakan pengembangan diri (pendidikan, karir, pribadi, sosial). Strategi intervensi bisa dalam kelompok kecil dan individual. Yang dikehendaki informasi spesifik tentang individu baik yang berkenaan dengan dirinya maupun rencana dan peluang yang mungkin dihadapinya.
d. Dukungan sistem, yang berkenaan dengan dukungan manajerial secara umum dan sistem manajemen bimbingan dan konseling.
7. Setiap komponen program-program di atas dilaksanakan dengan menggunakan strategi dan teknik tertentu. Para Guru BK (Konsleor) sekolah diharapkan menguasai dengan baik dan cermat berbagai strategi dan teknik pelaksanaan program. Salah satu teknik yang biasa berlaku bagi semua siwa dan diselenggarakan dalam bentuk tatap muka pertemuan kelas adalah b
Untuk membantu para Guru BK (Konselor) mudah memahami kedudukan, prosedur, dan strategi pengelolaan Bimbingan dan Konseling Perkembangan di sekolah; berikut ini dirumuskan kerangka piker dan kerangka kerjanya, sebagai berikut:
1. Layanan bimbingan dan konseling di sekolah sebagai bagian integral dari system pendidikan di sekolah tersebut, dilandasi oleh:
a. Hakikat dan Konsep bimbingan dan konseling yang dianut, yakni Bimbingan dan Konseling Perkembangan
b. Eksistensi bimbingan dan konsleing dalam sistem pendidikan nasional, sebagai dasar legal diselenggarakannya layanan bimbingan dan konseling di sekolah
c. Konselor professional, yakni orang yang bertanggung jawab dan berkompeten menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling. Keberadaan konselor ini sesuai dengan dasar hukumnya, yakni UUSPN No. 20/2003
d. Sistem manajemen sekolah yang mendukung program bimbingan dan konseling, sebagai bagian integral dari program di sekolah.
2. Keempat komponen (konsep BK, dasar legal, personal yang profesional, dan sistem manajemen) memperkokoh keberadaan dan identitas bimbingan dan konseling sekolah.
3. Bimbingan dan konseling di sekolah perlu memperhatikan:
a. Dinamika dan harapan stakeholder
b. Visi, misi, tujuan, dan program sekolah
c. Kondisi obyektif sekolah
4. Untuk memahami ketiga variable pada butir (3) perlu dilakukan asesmen lingkungan dan siswa, dan pemahaman visi, misi, dan program sekolah. Asesmen dan pemahaman ini akan melahirkan:
a. Kebutuhan, harapan, dan kondisi lingkungan
b. Harapan sekolah
c. Kebutuhan dan perkembangan siswa
5. Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling, dirumuskan dengan mensinergikan ketiga kebutuhan di atas (4a, b, c) yang tertuang dalam rumusan tugas-tugas perkembangan (kompetensi) siswa. Rumusan tugas perkembangan ini merupakan perilaku ideal yang diharapkan dicapai siswa melalui proses layanan bimbingan dan konsleing. Rumusan akan tugas-tugas perkembangan ini akan sangat baik jika disajikan dalam tataran perkembangan yang sekaligus merupakan tataran tujuan bimbingan dan konseling. Tataran tujuan ini, adalah:
a. Penyadaran,yaitu tujuan yang terfokus pada membantu siswa mengenal dan memahami perilaku.
b. Akomodasi, yaitu tujuan yang terfokus pada proses memfasilitasi siswa menjadi perilaku (baru) sebagai tujuan atau milik dirinya.
c. Tindakan, yaitu tujuan yang terfokus pada proses memfasilitasi siswa mewujudkan perilaku dalam tindakan nyata.
6. Berdasarkan kebutuhan (tugas-tugas perkembangan/kompetensi) dan tataran tujuan yang dirumuskan, program bimbingan dan konseling dapat dikembangkan ke dalam empat komponen, yaitu:
a. Layanan Dasar Bimbingan, sebagai “kurikulum” bimbingan dan konsleing. Pada dasaranya komponen ini adalah tugas-tugas perkembangan ideal yang diharapkan dicapai/dikuasai oleh siswa. Berlaku untuk seluruh siswa dan berorientasi jangka panjang.
b. Layanan Responsif, yakni program yang difokuskan pada pemecahan masalah saat ini, bersifat segera, untuk kelompok atau individu tertentu.
c. Layanan Perencanaan Individual, yakni program yang difokuskan untuk memfasilitasi individu siswa dalam merencanakan pengembangan diri (pendidikan, karir, pribadi, sosial). Strategi intervensi bisa dalam kelompok kecil dan individual. Yang dikehendaki informasi spesifik tentang individu baik yang berkenaan dengan dirinya maupun rencana dan peluang yang mungkin dihadapinya.
d. Dukungan sistem, yang berkenaan dengan dukungan manajerial secara umum dan sistem manajemen bimbingan dan konseling.
7. Setiap komponen program-program di atas dilaksanakan dengan menggunakan strategi dan teknik tertentu. Para Guru BK (Konsleor) sekolah diharapkan menguasai dengan baik dan cermat berbagai strategi dan teknik pelaksanaan program. Salah satu teknik yang biasa berlaku bagi semua siwa dan diselenggarakan dalam bentuk tatap muka pertemuan kelas adalah bimbingan klasikal. Untuk teknik ini, Guru BK (Konselor) selayaknya merancang dan mengembangkan Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling yang diturunkan dari tugas-tugas perkembangan siswa sebagai “kurikulum” bimbingan dan konseling.
8. Evaluasi dan akuntabilitas menjadi hal yang cukup penting dalam aspek manajeman bimbingan dan konseling. Evaluasi dilakukan terhadap perkembangan siswa melalui berbagai teknik yang relevan; dan akuntabilitas ditampilkan dalam laporan keterlaksanaan program dan pencapaian tujuan bimbingan dan konseling, serta kinerja konselor dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling (Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama & ABKIN, 2004).
Definisi Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan terhadap semua individu yang berkaitan dengan pengembangan ketrampilan, pengetahuan, dan sikap dalam bidang pribadi-sosial, akademik, dan karir yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas-tugas perkembangan mereka.
Konsep bimbingan dan konseling perkembangan mengandung implikasi bahwa target layanannya menjadi tidak sebatas individu saja, melainkan akan tertuju kepada semua individu dalam berbagai kehidupan di dalam masyarakat. Perkembangan yang sehat atau optimal dalam pengembangan perilaku efektif harus terjadi pada setiap diri individu dalam berbagai tatanan lingkungan. Dengan demikian bimbingan dan konseling menjadi terarah kepada upaya membantu indvidu untuk lebih menyadari dirinya dan cara-cara ia merespon lingkungannya, mengembangkan kebermaknaan pribadi dalam perilakunya dan mengembangkan serta mengklasifikasi perangkat tujuan dan nilai-nilai perilaku pada masa yang akan datang. Strategi layanan bimbingan dan konseling menjadi terarah kepada upaya menata dan menciptakan ekologi perkembangan atau lingkungan belajar yang memfasilitasi perkembangan individu.
Bimbingan dan konseling perkembangan didasarkan pada beberapa asumsi diantaranya ;
1.Watak dasar manusia mendorong individu ke arah perkembangan diri secara positif dan berurutan
2. Konseli bukanlah individu yang sakit
3. Konseling dipusatkan pada situasi saat ini dan yang akan dating
4. Konseli bukanlah pasien
5. Konselor/guru BK bukanlah individu yang netral/bebas nilai-nilai
6. Konseli adalah individu yang unik untuk mengembangakan identitas dirinya
6. Konseli adalah individu yang unik untuk mengembangakan identitas dirinya
dan mengintegrasikannya kedalam gaya hidupnya
Tujuan Bimbingan dan Konseling Perkembangan
1.Membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, kemampuan, bakat, minat, dan cita-citanya..
2.Mengenal lingkungan dirinya yang meliputi lingkungan pendidikan, pekerjaan, sosial kemasyarakatan, dan alam.
3.Membuat keputusan dan pilihan secara realistis.
4.Merumuskan rencana pribadinya yang berkaitan dengan rencana pendidikan, karir, dan rencana kehidupan lainnya
5.Mewujudkan potensi dan mengembangkan minat dan cita-citanya.
6.Membantu individu agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, akademik, dan karir sebagai berikut (Pedoman Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia, 2007).
Topik-topik dalam pelayanan dasar bimbingan ;
1. Tugas Perkembangan diri sebagai individu yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa meliputi topik-topik ;
-memahami secara lebih luas dan mendalam, meyakini dan menjalankan kaidah-kaidah agama yang dianutnya (bimb. Pribadi)
-memahami, menjalankan, hubungan sosial berdasarkan kaidah-kaidah agama yang dianut (Bimbingan sosial)
-memahami dan mewujudkan kegiatan-kegiatan belajar sesuai dengan kaidah-kaidah ajaran agama (Bimbingan belajar)
-memahami dan menjalankan kaidah-kaidah agama dalam pengarahan diri untuk pengembangan karir
2. Tugas Perkembangan ; mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat, meliputi topik-topik ;
- memahami dan menerima perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri (bimb. Pribadi)
-memahami dan menjalankan pola hidup sehat (bimb. Pribadi)
-memahami bahwa perubahan fisik dan psikis mempengaruhi hubungan sosial serta bersikap empati kepada orang lain yang sedang mengalami perubahan fisik dan psikis (bim. Sosial)
-memahami pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap kegiatan belajar serta mampu mengatasi kesulitan yang terjadi akibat perubahan fisik dan psikis dalam kegiatan belajar (bim. Belajar)
-memahami bahwa kondisi fisik dan psikis mempengaruhi pengembangan persiapan karir serta mengembangkan kondisi fisik dan psikis yang sehat untuk pengembangan karir (bimb. Karir)
-mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita
-memahami, menerima dan menjalankan peran pribadi dalam kelompok sebaya sebagai pria atau wanita (bimb. Pribadi)
-mampu menjalin hubungan sosial dengan teman sebaya sesaui perannya sebagai pria atau wanita (bim. Sosial)
-Mewujudkan pengaruh positif dan menghindari pengaruh yang negatif dari hubungan teman sebaya terhadap kegiatan belajar (bimb. Belajar)
-memanfaatkan hubungan teman sebaya dalam upaya pengembangan persiapan karir dan memahami bahwa pria dan wanita mempunyai kedudukan yang sama dalam bekerja dan mengembangkan karir
3. Tugas perkembangan ; memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas
- memahami dan menjalankan nilai dan cara bertingkah laku pribadi dalam kehidupan diluar kelompok sebaya (bimb. Pribadi)
-memahami dan mampu menerapkan nilai-nilai dan cara berperilaku sosial dalam kehidupan diluar kelompok sebaya (bimb. Sosial)
-memahami pengaruh hubungan dalam kehidupan sosial yang lebih luas terhadap kegiatan belajar serta mewujudkan pengaruh positif dan menghindari pengaruh negatif dari hubungan dalam kehidupan sosial yang lebih luas terhadap kegiatan belajar
4. Mengenal bakat, minat, serta arah kecenderungan karir dan apresiasi seni
- Memahami kemampuan, bakat dan minat yang dimiliki dan arah kecenderungan
karir sesuai dengan bakat dan minat (bimb. Pribadi).
-Mengenal aspek-aspek sosial terhadap kemampuan , bakat dan minat (bimb. Sosial)
- Memahami aspek-aspek sosial dalam pengembangan karir dan dalam apresiasi seni (bimb. Sosial)
- Memahami aspek-aspek sosial dalam pengembangan karir dan dalam apresiasi seni (bimb. Sosial)
-Memahami pengaruh positif kemampuan, bakat dan minat sendiri terhadap kegiatan belajar serta pengaruh positif apresiasi seni terhadap kegiatan belajar (bimb. Belajar)
-memahami pengaruh kemampuan, bakat dan minat terhadap karir (bimb. Karir)
-mampu mengarahkan kecenderungan karir sendiri sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat (bim. Karir)
-mampu mengapresiasi berbagai jenis karir dalam bidang seni (bimb. Karir
Visi Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Visi pelayanan bimbingan dan konseling perkembangan antara lain adalah sebagai berikut :
1.Bimbingan dan Konseling sebagai ilmu dan profesi harus mampu memberikan sumbangan bagi dunia Pendidikan Nasional dan kehidupan masyarakat pada umumnya. Visi BK tidak lagi dibatasi pada setting sekolah, melainkan menjangkau bidang di luar sekolah yang memberikan nuansa dan corak pada penyelenggaraan pendidikan yang lebih sensitif, antisipatif, proaktif dan responsif terhadap perkembangan peserta didik dan warga masyarakat.
2.Dari sudut pandang BK sebagai profesi bantuan (helping profesion) layanan Bimbingan dan Konseling seharusnya diabdikan bagi peningkatan harkat dan martabat kemanusiaan dengan cara memfasilitasi perkembangan individu atau kelompok individu sesuai dengan kekuatan, kemampuan potensial aktual, serta kelemahan dan hambatan serta kendala yang dihadapi dalam perkembangan dirinya. Pandangan terhadap manusia dari segi potensinya yang positif adalah sesuatu yang memberikan ciri pada Bimbingan dan Konseling dalam konteks pendidikan, dan membedakan dari perspektif medis/klinis yang cenderung melihat dari sudut patologi.
3.Bimbingan dan Konseling tidak lagi hanya dipelajari sebagai perangkat teknik, melainkan sebagai kerangka berpikir dan bertindak yang bernuansa kemanusiaan dan keindividuan. Nuansa dimaksud lebih tampak dalam masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based society) yang menempatkan orientasi kemanusiaan dan belajar sepanjang hayat sebagai sentral feature dari kehidupan masyarakat masa kini dan yang akan datang. Proses pendidikan tidak lagi sebagai proses parsial, melainkan merupakan proses holistik yang memadukan domain belajar, yang memadukan pendidikan umum dan kejuruan sebagai satu kontinum pengetahuan, nilai, kompetensi dan keterampilan. Dalam perspektif ini, Bimbingan dan Konseling memiliki peran membantu masyarakat kebutuhan belajar baru dan memberdayakan mereka dalam memperoleh keseimbangan hidup, belajar dan bekerja. Bimbingan dan Konseling menjadi proses sepanjang hayat (life long counseling) yang dapat diakses secara kelanjutan oleh seluruh lapisan masyarakat berorientasi holistik, mampu menyediakan layanan dalam rentang yang luas dan bervariasi, termasuk kelompok warwa masyarakat yang tak beruntung.
4.Pendekatan BK bergeser dari supply-side ke demand-side dengan melakukan upaya proaktif kepada masyarakat yang menjadi target layanan, menggunakan berbagai sumber dan teknologi informasi untuk memperkaya peran profesional, mengembangkan manajemen informasi dan jaringan kerja konselor serta memanfaatkan berbagai jalur dan setting layanan.
5.Profesi BK harus senantiasa terbuka untuk berkembang selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta tuntutan lingkungan akademis dan profesional, sehingga mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi dunia pendidikan nasional dan kehidupan manusia pada umumnya.
Selain itu juga Visi BK Perkembangan antara lain :
- Terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.
- Mengembangkan potensi, kompetensi, atau tugas- tugas perkembangan peserta didik secara optimal, sehingga menjadi seorang pribadi manusia yang memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sikap dan kemampuan profesional yang pada gilirannya akan mampu menyukseskan pembangunan nasional dan bersaing dalam era global.
- Penyelenggaraan bimbingan dan konseling tidak lepas dari nilai-nilai yang terkandung dalam agama, falsafah negara, perundang-undangan, konsep-konsep bimbingan.
- Layanan bimbingan merupakan tugas bersama semua personel sesuai dengan kinerjanya masing-masing.
- Bimbingan dan konseling diorientasikan kepada pengembangan pribadi individu yang berkemampuan belaja dalam berinteraksi secara sehat dan benar dalam lingkungannya.
Misi Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk memberikan bantuan kepada individu untuk mengenal dan memahami diri dan lingkungan, mengarahkan diri, membuat alternatif pilihan dan mengambil keputusan dalam pemecahan masalah secara lebih tepat dalam rangka menuntaskan tugas-tugas perkembangan serta mewujudkan dirinya secara optimal. Layanan bimbingan dan konseling tidak hanya berurusan dengan perilaku salah suai atau bermasalah, juga tidak sekedar mencegah dasa perilaku bermasalah, melainkan mengembangkan aspek- aspek kepribadian secara menyeluruh.
Misi pelayanan bimbingan dan konseling perkembangan antara lain adalah sebagai berikut :
1.Misi edukatif, yaitu mendidik individu di dalam masyarakat dengan mengembangkan perilaku-perilaku efektif, baik perilaku jangka panjang, jangka pendek maupun keseharian.
2.Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi perkembangan individu di dalam masyarakat ke arah perkembangan optimal melalui strategi dan pendekatan psiko-paedagogis sebagai upaya pengembangan lingkungan, pengembangan individu dan/atau lingkungan belajar.
3.Misi Pengentasan Masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.
Program Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Program bimbingan dan konseling perkembangan yang komprehensif terdiri atas beberapa elemen dan komponen yang harus disinergikan agar dapat mencapai tujuan yag ditetapkan secara efektif dan efisien. Untuk itu perlu dikelola secara sistematis melalui perencanaan, perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi (Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia, 2007)
Program bimbingan dan konseling perkembangan antara lain :
- Perencanaan
Perencanaanprosedur dan keputusan yang membantu konselor/guru BK antara lain :
a.Mengidentifikasi visi dan misi serta tujuan sekolah, sarana dan prasarana pendukung program bimbingan, dan kebijakan pimpinan sekolah
b.Mengidentifikasi karakteristik siswa dan kebutuhannya terhadap layanan bimbingan dan konseling. Hasil identifikasi menjadi masukan bagi perancangan program bimbingan dan konseling.
2. Perancangan
Perancangan program bimbingan dan konseling dengan menetapkan elemen dan komponen program bimbingan dan konseling perkembangan yang komprehensif terdiri dari :
a. Rasionel ;
Pada bagian rasionel, konselor mengemukakan ;
1. Dasar pemikiran tentang pentingnya program bimbingan dan konseling dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah
2. Alasan-alasan pentingnya individu mencapai penguasaan kompetensi sebagaimana yang dihasilkan program bimbingan dan konseling
3.Kesimpulan hasil analisis kebutuhan individu dan lingkungannya serta dukungan teori terkini dan kecenderungan profesi terhadap program dan rancangannya
4.Dan hal-hal lain yang dianggap relevan
3. Rencana Operasional (action Plan)
Rencana kegiatan (action plan) diperlukan untuk menjamin pelaksanaan program bimbingan dan konseling dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Rencana kegiatan adalah uraian detail dari program yang menggambarkan isi komponen program, baik kegiatan disekolah maupun diluar sekolah, untuk memfasilitasi individu mencapai tugas perkembangan tertentu.
Rencana operasional tersebut akan terwujud dengan melakukan aktifitas sebagai berikut;
1.Menetapkan aktifitas layanan bimbingan dan konseling yang didasarkan pada tujuan yang diharapkan dicapai individu
2.Menetapkan strategi pelayanan untuk membantu individu mencapai tujuan bimbingan yang diharapkan
3.Menetapkan alokasi waktu, biaya dan sarana prasarana yang diperlukan dalam menunjang pelaksanaan layanan bimbingan konseling
4.Menetapkan pelaksana layanan bimbingan dalam upaya membantu siswa menguasai kompetensi yang diharapkan dicapai
5.Menetapkan prosedur dan kriteria evaluasi keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling
6.Menyusun rancangan kegiatan bimbingan dan konseling dalam bentuk matrik atau lainnya sebagai program layanan bimbingan dan konseling selama satu tahun atau satu semester atau satu minggu atau satu hari. Rancangan tersebut sebagai program tahunan, program semester, program mingguan, program harian.
7.Menuliskan rancangan program bimbingan dan konseling yang telah ditetapkan dan kemudian mengirimkan rancangan program bimbingan dan konseling tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk memperoleh masukan dan partisipasi mereka dalam pelaksanaannya
Semoga Bermanfaat untuk adik Tingkatku, yang mengontrak mata kuliah ini..semangat ya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar